January 2, 2025 from Carbon Addons
#

“Bayangkan kamu berada di sebuah pantai yang pernah kamu kunjungi; pasir putih yang memanjakan mata dan suara ombak yang menenangkan. Sekarang, bayangkan jika pantai itu terkikis oleh naiknya permukaan laut, atau pepohonannya hilang akibat pemanasan global. Inilah ancaman nyata yang kita hadapi di masa krisis iklim ini.”

Pariwisata dan Kontribusi Emisi Karbonnya

Tanpa disadari, setiap langkah perjalanan kita menghasilkan jejak karbon. Mulai dari penerbangan hingga transportasi lokal, jejak karbon pariwisata telah mencapai 5% dari emisi global (Liputan6, 2023). Sektor ini berkembang pesat, tetapi ironisnya, keindahan yang ia tawarkan justru menjadi korban dampaknya sendiri.


Fig 1. Destinasi wisata prioritas Danau Toba di Sumatera Utara

Perubahan iklim telah menyebabkan dampak signifikan pada berbagai destinasi pariwisata. Di Indonesia, destinasi wisata seperti Bali, Raja Ampat, dan Taman Nasional Komodo menghadapi ancaman serius. Kenaikan suhu Bumi dapat mengubah pola ekosistem laut serta dapat mengurangi kenyamanan wisatawan dan dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Selain itu, cuaca yang semakin ekstrem, seperti banjir dan kekeringan, dapat merusak infrastruktur pariwisata dan mengganggu aktivitas wisata. Destinasi wisata pantai dan pulau kecil-pun juga turut terancam akibat kenaikan permukaan air laut yang dapat menyebabkan erosi pantai dan hilangnya habitat alami. (MPAR UPI, 2023).

Inisiatif Pengurangan Emisi di Sektor Pariwisata

Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon di sektor pariwisata hingga 50% pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi pada tahun 2045. Langkah-langkah yang diambil antara lain penyusunan peta jalan dekarbonisasi dan pengukuran emisi karbon di berbagai akomodasi wisata. (ESG Now - Republika, 2023).


Fig 2. Gambaran peta jalan dalam Laporan Indonesia's Tourism Decarbonization Roadmap

Dampaknya Bukan Hanya Lingkungan, Tetapi Juga Masyarakat

Menurut data Kemenparekraf (2023), kerusakan ekosistem akibat perubahan iklim dapat mengurangi kunjungan wisata hingga 25% dalam beberapa dekade mendatang, yang berdampak langsung pada ekonomi lokal dan mata pencaharian ribuan keluarga. Namun, perubahan ini bukan tidak bisa dihentikan. Terdapat satu tren model wisata baru yang dapat mengurangi dampak lingkungan kita saat berwisata yakni Pariwisata Rendah Karbon

Mendefinisikan Pariwisata Rendah Karbon

Pariwisata Rendah Karbon adalah cara berwisata yang meminimalkan dampak lingkungan, khususnya dalam hal emisi gas rumah kaca. Dengan kata lain, ini adalah cara menikmati keindahan dunia tanpa merugikan planet kita. Karena berfokus kepada pengurangan emisi gas rumah kaca, pariwisata rendah karbon berupaya untuk mengurangi penggunaan transportasi beremisi tinggi, memilih destinasi yang mendorong konservasi dan keberlanjutan serta mendukung akomodasi ramah lingkungan.


Fig 3. Suroboyo Bus di Surabaya, salah satu transportasi publik yang dapat mendukung pariwisata rendah karbon.

Dalam konsep pariwisata rendah karbon ini, kita tidak hanya berbicara tentang penyelamatan lingkungan saja, melainkan juga berbicara tentang penyelamatan masa depan budaya, komunitas, dan keindahan yang membentuk identitas kita.

Hal Sederhana untuk Mulai Berwisata Rendah Karbon

“Kita adalah wisatawan sekaligus pelindung, dan langkah kita hari ini menentukan wajah pariwisata di masa depan.”

Tak perlu menjadi ahli lingkungan untuk melakukan perubahan. Berikut langkah-langkah mudah yang bisa kamu lakukan untuk menekan jejak karbon wisatamu:

  1. Pilih Transportasi Ramah Lingkungan
    Gunakan moda transportasi rendah emisi seperti kereta api atau bus umum. Untuk perjalanan jarak dekat, pertimbangkan bersepeda atau berjalan kaki.

  2. Dukung Penginapan Berkelanjutan
    Pilih hotel atau penginapan yang memiliki sertifikasi ramah lingkungan, menggunakan energi terbarukan, dan mendukung upaya pelestarian lokal.

  3. Kurangi Sampah Plastik
    Bawa botol minum, tas belanja, dan alat makan sendiri. Hindari membeli makanan atau minuman yang dikemas dalam plastik sekali pakai.

  4. Berpartisipasi dalam Kegiatan Positif
    Ikuti kegiatan yang mendukung keberlanjutan, seperti program penanaman pohon atau wisata edukatif.

  5. Dukung Komunitas Lokal
    Beli produk lokal, gunakan jasa pemandu lokal, dan makan di restoran milik penduduk setempat. Langkah ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung ekonomi lokal.

Temukan Makna Baru dalam Berwisata Rendah Karbon melalui Surabaya Sustainable Hunt

Program Surabaya Sustainable Hunt (SSH) adalah sebuah pengalaman seru dan edukatif yang menggabungkan tantangan berbasis keberlanjutan dan eksplorasi wisata di Surabaya. Lewat rute rahasia, peserta akan diajak memahami pentingnya pariwisata rendah karbon sekaligus memberikan dampak nyata. Inisiatif ini dipelopori oleh Carbon Addons bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya serta didukung oleh Asian Development Bank dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Mari bergabung bersama kami dan temukan bagaimana perjalananmu bisa menjadi lebih bermakna dan tentunya rendah karbon! Daftar Sekarang Peserta Terbatas.

Pendaftaran dibuka hingga 10 Januari 2025!


Referensi:

  1. Liputan6. (2023). Indonesia Targetkan Emisi Karbon di Sektor Pariwisata Berkurang hingga 50 Persen pada 2030. Liputan6

  2. Kemenko Marves. (2023). Kemenko Marves Dorong Sektor Pariwisata yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan melalui Penyusunan Renaksi Pengurangan Emisi. Kementerian Kelautan dan Perikanan

  3. UPI. (2023). Destinasi Pariwisata di Indonesia yang Terancam oleh Perubahan Iklim. MPAR UPI

  4. Republika. (2023). Emisi Karbon Pariwisata Ditargetkan Berkurang 50 Persen pada 2030.  ESG Now Republika

4 min reading, Link