May 26, 2023 from Mohammad Naufal
#

Belitung (13/01) - Kelompok Periset Gabungan Universitas di Indonesia dan Inggris memulai Kick-off program riset UKICIS dengan mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama stakeholders Kepulauan Belitung, termasuk dihadiri oleh Kepala Daerah dan dinas-dinas terkait. FGD yang diselenggarakan di Hotel La Lucia, Tanjungpandan saat pagi dengan Pemerintah Kabupaten Belitung dan waktu siang bersama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur di Guest Hotel, Manggar ini, bertujuan untuk membahas topik penelitian yang mengangkat isu pariwisata berkelanjutan dan terintegrasi berbasis keanekaragaman hayati di Belitung.


Fig 1. Kick-off Program dan Focus Group Discussion antara kelompok periset UKICIS dengan Pemerintah Daerah Belitung di Hotel La Lucia, Tanjungpandan di pagi hari.


Prof. Dr. Ir. Miftahudin M.Si., selaku koordinator riset UKICIS IPB dalam sambutannya menyatakan bahwa proyek penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian besar selama 4 tahun mulai dari 2023-2026. “Kegiatan ini kami awali dengan FGD bersama pemerintah daerah Belitung dan Belitung Timur. Tujuannya untuk menyelaraskan persepsi dan pemahaman agar proyek ini bisa berjalan dengan baik,” imbuhnya.


Fig 2. Kick-off Program dan Focus Group Discussion kedua di siang hari antara kelompok periset UKICIS dengan Pemerintah Daerah Belitung Timur di Guest Hotel, Manggar


UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) merupakan sebuah konsorsium antara Indonesia dan Inggris dalam hal penelitian dan kepakaran ilmu multidisiplin yang memiliki tujuan untuk membangun ketahanan global terhadap pandemi, krisis iklim, dan bencana alam. UKICIS juga memiliki misi untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan pendidikan, ekonomi, dan budaya melalui kegiatan penjangkauan dan keterlibatan masyarakat. UKICIS memperjuangkan Diplomasi Sains, memperkuat hubungan bilateral antara Inggris dan Indonesia melalui kolaborasi ilmiah. UKICIS menyatukan talenta akademik terbaik Indonesia di University of Nottingham, University of Warwick, dan Coventry University, bersama dengan Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Gadjah Mada di Indonesia. UKICIS juga didukung oleh KBRI London, Kedutaan Besar Inggris di Indonesia, dan Kementerian Riset dan Teknologi RI/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Terdapat lima kelompok bidang riset utama dalam UKICIS, yaitu Blue Economy, Green Economy, Digital Technology, Tourism, dan Health.

Dalam penelitian pariwisata berkelanjutan ini, terdapat tujuh kelompok penelitian berdasarkan sub-tema masing-masing yang disebut work package (WP) atau paket kerja yang melibatkan dosen IPB dan dosen dari universitas lain seperti ITB, UGM, dan UI serta Carbon Addons sebagai external implementing partner. Beberapa topik yang menjadi fokus dari tujuh WP tersebut diantaranya adalah pariwisata berbasis agrikultur, kehutanan dan laut laut; penelitian lebah, penelitian potensi mikroba untuk pariwisata di lokasi bekas tambang, keanekaragaman hewan liar untuk mendukung pariwisata, pemanfaatan tumbuhan untuk obat herbal, peningkatan manajemen limbah organik, hingga potensi pengeluaran dan penyerapan emisi karbon untuk pariwisata berkelanjutan. Carbon Addons sendiri terlibat pada WP 7 yang fokus meneliti potensi pengeluaran dan penyerapan emisi karbon dari sektor wisata tadi. Dari hasil riset semua WP ini akan saling terkait dan pada akhirnya membentuk output berupa rekomendasi kebijakan berbasis penelitian yang akan membantu pemerintah Belitung dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan.


Carbon Addons membantu mengungkap potensi emisi karbon yang dihasilkan dan potensi penyerapannya di sektor wisata Belitung bersama dengan WP 7.

WP 7 yang diketuai oleh Dr. Puji Rianti, S.Si., M.Si., dari IPB akan berfokus pada penelitian jejak karbon yang dihasilkan oleh wisatawan serta potensi penyerapan emisi karbon dari destinasi wisata potensial di Belitung. Sebagai mitra implementasi, Carbon Addons yang diwakili Mohammad Naufal bertugas merancang riset karbon dimulai dari assessment penelitian awal untuk penetuan scope riset melalui kunjungan dan audiensi kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata Belitung hingga audiensi kepada asosiasi penyedia paket wisata serta pengelola destinasi wisata favorit seperti Bukit Peramun, Muara Kuale, Pantai Tanjung Pendam dan Tanjung Kelayar.


Fig 3. Audiensi tim WP 7 dengan Kepala Dinas Pariwisata Belitung, Annyta, SP, MIL


Selama satu minggu inisiasi riset, tim WP 7 melakukan berbagai diskusi untuk menggali insights, masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan topik riset yang diangkat serta mulai melakukan pengambilan beberapa sampel air untuk mengetahui kandungan bakteri aerob dan anaerob yang berpotensi dalam penyerapan karbon di beberapa titik lokasi wisata pantai dan hutan Belitung.

Fig 4. Audiensi tim WP 7 dengan Pengelola Wisata Muara Kuale


Fig 5. Pengambilan Sampel Air di sungai kawasan Bukit Peramun. Dari kanan, Anggita dan Haikal, asisten peneliti di WP 7 bersama forest ranger Peramun.



Fig 6. Audiensi tim WP 7 dengan Asosiasi Penyedia Paket Wisata dan tour guide


Di hari terakhir kunjungan (18/01), tim WP 7 diwakili Puji Rianti dan Mohammad Naufal mendapat kesempatan untuk memperkenalkan program riset ini kepada masyarakat Belitung melalui bincang santai di siaran on air Radio Suara Praja Dinas Kominfo Belitung.


Fig 7. Bincang santai memperkenalkan Riset UKICIS kepada masyarakat Belitung melalui siaran on air Radio Suara Praja Dinas Kominfo Belitung. Dari kiri, Mohammad Naufal, Danu (penyiar) dan Puji Rianti


“Semoga dengan adanya riset jangka panjang ini, selain membantu pengembangan wisata berkelanjutan, tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Belitung. Lebih dari itu, semoga hasil penelitian ini juga bisa menjadi percontohan bagi daerah lain dalam pengembangan wisata yang lebih ramah lingkungan dan rendah karbon”, ujar Naufal di tengah-tengah sesi perbincangan.




Media Coverage:

4 min reading, Link